Minggu, 03 November 2013

Tips dan Trik Budidaya Jamur Tiram

Jamur tiram dapat tumbuh dan berkembang
dalam media yang terbuat dari serbuk kayu yang
dikemas dalam kantong plastic. Pertumbuhan
jamur tiram sangat dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, kita harus
mengetahui mengenai kondisi yang cocok untuk
pertumbuhannya sebelum kita melakukan
budidaya jamur tiram.
Pada kehidupan alaminya jamur ini tumbuh di
hutan dan biasanya tumbuh berkembang dibawah
pohon berdaun le bar atau dibawah tanaman
berkayu. Jamur Pleurotus ini tidak memerlukan
cahaya matahari yang banyak .
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa miselium
yang disimpan di tempat yang redup, jumlahnya
lebih banyak disbanding di temapat yang terang
dari cahaya matahari yang penuh.
Miselium adalah jaringan yang didalamnya
kumpulan dari hifa jamur. Miselium dapat tumbuh
pada sel dinding kayu dengan melakukan penetrasi
pada dinding sel kayu dengan cara melubanginya.
Proses penetrasi dinding sel kayu dibantu oleh
enzim pemecah selulosa, hemiselulosa, dan lignin
yang dihasilkan oleh jamur melalui ujung benang-
benang miselium. Enzim tersebut mencerna
senyawa kayu sekaligus memanfaatkannya sebagai
sumber (zat) makanan.

Syarat Tumbuh JamurTiram

IKLIM
1. Temperature
Serat (miselium) jamur tiram putih tumbuh
dengan baik pada kisaran suhu antara 23-28 °C,
artinya kisaran temperature normal untuk
pertumbuhannya. Waluapun begitu, dengan
temperature di bawah 23 °C, miselium jamur masih
dapat tumbuh meskipun memerlukan waktu yang
lebih lambat.
Sedangkan untuk pertumbuhan tubuh buahnya yang
bentuk seperti cangkang tiram, memerlukan kisaran
suhu antara 13-15 °C selama 2 samapai 3 hari.
Bila nilai temperature rendah tersebut tidak
didapatkan, maka ada dua kemungkinan yang
terjadi, yaitu pertumbuhan tumbuh buah jamur
tidak akan terbentuk, yang berarti pemeliharaan
tidak berhasil, atau walaupun terbentuk maka
waktu yang diperlukan akan lama.
Tetapi walaupun demikian fase kedua jamur tiram
putih tersebut masih dapat tumbuh pada rentang
suhu 12-37,8 °C.
2. Kelembapan
Kandungan air di dalam subtract sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan miselium jamur.
Terlalu sedikit air akan mengakibatkan
pertumbuhan dan perkembangan akan terganggu,
bahkan terhenti sama sekali. Namun, apabila
terlalu banyak air, miselium akan membusuk dan
mati. Kandungan air didalam subtract tanaman
akan didapat dengan baik bila dilakukan
penyiraman.
Jamur tumbuh baik dalam keadaan yang lembab,
tetapi tidak menghendaki genangan air. Miselium
jamur tiram tumbuh optimal pada subtract yang
memiliki kandungan air sekitar 60%. Sedangkan
untuk merangsang pertumbuhan tunas dan tubuh
buah, memerlukan kelembapan udara sekitar
70-85%.
3. Cahaya
Miselium jamur tiram putih tumbuh optimal pada
keadaan gelap. Sebaliknya, tubuh buah jamur tidak
dapat tumbuh pada tempat gelap. Cahaya
diperlukan untuk merangsang pertumbuhan tubuh
buah. Tangkai jamur akan tumbuh kecil dan tudung
tumbuh abnormal bila saat pertumbuhan primordial
tidak memperoleh penyiraman.
Akan tetapi, cahaya matahari yang menembus
secara langsung dapat merusak dan menyebabkan
kelayuan, serta ukuran tudung yang. relative kecil.
Pertumbuhan jamur hanya akan memerlukan
cahaya yang bersifat menyebar. Oleh karena itu,
diperlukan peneduh pohon di dekat bangunan
tempat pemeliharaan jamur.
4. Udara
Jamur tiram putih adalah tanaman saprofit
fakultatif aerobic yang membutuhkan oksigen
sebangai senyawa untuk pertumbuhannya. Sirkulasi
udara yang lancer akan menjamin pasokan
oksigen. Terbatasnya pasokan oksigen udara
disekitar tempat tumbuh jamur dapat mengganggu
pertumbuhan tubuh buah.
Jamur tiram juga yang tumbuh pada tempat yang
kekurangan oksigen memiliki tubuh buah kecil dan
abnormal. Tubuh buah jamur yang tumbuh pada
tempat yang kekurangan oksisgen akan mudah
layu dan mati. Jamur tiram juga memerlukan
sirkulasi udara segar untuk pertumbuhannya. Oleh
karena itu, harus diberi ventilasi agar pertukaran
udara dapat berjalan secara baik.
Pertumbuhan miselium jamur memerlukan
kandungan karbon dioksida yang agak tinggi, yaitu
15%-20%. Tetapi, jamur tiram yang tumbuh pada
tempat yang mengandung karbo dioksida yang
terlalu tinggi memiliki tubuh buah yang abnormal.
Biasanya, tudung jamur tiram tumbuuh relative
kecil dibandingkan tangkainya.
5. Derajat Keasaman (pH)
Miselium jamur tiram putih tumbuh optimal pada
pH media yang sedikit asam, yaitu antara 5,0-6,5.
Nilai pH medium diperlukan untuk produksi
metabolism dari jamur tiram putih, seperti produksi
asam organic.
Kondisi asam dapat menyebabkan pertumbuhan
miselium jamur tiram terganggu, tumbuh
kontaminasi oleh jamur lain, bahkan menimbulkan
kematian jamur tiram putih. Kondisi pH yang terlalu tinggi (basa), dapat menyebabkan system metabolism dari jamur tiram putih tidak efektif. Bahkan, menyebabkan kematian. Tubuh buah jamur tiram tumbuh optimal pada pH lingkungdn yang mendekati normal (pH 6,8-7,0).



MEDIA TANAM
Secara tradisional, di Jepang, bibit ditanam di dalam lubang atau garisan di kayu kering. Pengeringan dilakukan dengan tenaga sinar matahari atau listrik. Dalam budidaya modrn, media tumbuh yang digunakan berupa kayu tiruan (log) yang dibuat dalam bentuk silinder. Komposisi media ini berupa sumber kayu (gergaji kayu, ampas tebu), sumber gula (tepung-tepungan), kapur, pupuk P, dan air.
1. Nutrisi
Pertumbuhan yang optimal dapat dicapai bila lingkungannya sesuai serta tersedia nutrisiyang cukup. Protoplas sel memerlukan nitrogen, fosfor, dan nutrisi lai. Karbon selain diperlukan untuk pembentukan protoplasma, juga diperlukan sebagai sumber energy. Sehingga karbon lebih banyak dibutuhkan disbanding dengan nitrogen. Nitrogen dibutuhkan untuk pembentukan asam nukleat. Sedangkan protein dan kitin diperlukan untuk pembentukan dinding sel jamur.
2. Kehadiran Mikroorganisme lain
Media tempat tumbuh merupakan sumber energy utama bagi jamur tiram. Kehadiran mikroorganisme lain dapat menyebabkan persaingan dalam mendapatkan nutrisi, sehingga jamur yang diharapkan tidak dapat tumbuh dengan optimal. Bahkan, sebagian dari competitor tersebut dapat mengeluarkan senyawa yang bersifat toksin terhadap organism disekitarnya. Sterilisasi media merupakan cara yang efektif untuk membebaskan media tanam dari kehadiran jasad asing di dalam media tanam yang tidak diharapkan.
KETINGGIAN TEMPAT
Kondisi di atas lebih mudah dicapai didaerah dataran tinggi sekitar 700-800 m dpl. Kemungkinan budidaya jamur didataran rendah tidak mustahil, asalkan iklim ruang penyimpanan dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan jamur.
PEMBIBITAN
Bibit yang dapat digunakan adalah F3. Bibit ini dapat dibuat atau diperoleh dari petani jamur yang sudah bisa membuat bibit bibit jamur. Untuk membuat bibit sendiri, diperlukan alat dan bahan yang steril karena proses ini sangat rentan terhadap kontaminasi. Sterilisasi pembuatan bibit biasa menggunakan laminar flow atau transfer box.
ALAT DAN BAHAN
Untuk membudidayakan jamur tiram, diperlukan alat dan bahan sebagai berikut :
• Kompor minyak tanah
• Drum berdiameter 80 cm, tinggi 96 cm
• Rak, dengan luas 3m²
• pH meter
• Thermometer
• Sprayer / penyemprot, dengan pipa paralon 2 inci sebanyak 300 buah
• Cincin
• Lampu spirtus, dengan volume 30 liter
• Baskom plastic
• Sekpo
• Serbuk kayu albasia sebanyak 10,5 kg
• Dedak halus sebanyak 21 kg
• Tepung jagung sebanyak 0,6 kg
• TSP murni 1 kg
• Kapur 3 buah
• Bibit jamur F3 sebanyak 3 buah
• Alcohol 95% sebanyak 1 liter
• Kantung plastic transparan (20x35x0,5) cm
sebanyak 300 buah
• Kertas roti 10 x 10 sebanyak 300 buah
• Karet gelang tahan panas 600 buah
• Air sumur 30 liter
PEMBUATAN JAMUR TIRAM
Adapun proses pembuatan jamur tiram adalah sebagai berikut
1. Serbuk gergaji dipilih dan dibersihkan. Bagian yang besar dan tajam dibuang karena dapat merusak plastic substrat.
2. Bahan yang sudah ada dicampur sesuai komposisi takaran dalam jolang / baskom plastic. Aduk sampai merata, jangan sampai ada gumpalan-gumpalan. Adapun bahan yang dicampurkan untuk menghasilkan 100 log adalah sebagai berikut :
• Serbuk gergaji atau ampas tebu halus 10,5 kg
• Tepung jagung 0,6 kg
• Dedak halus 21 kg
• TSP 1 kg
• Kapur 3 buah
Beri air secukupnya, dengan kandungan air 60% dan pHmedia diukur.
3. Campuran bahan dimasukan ke dalam plastic transparan dengan ukuran 20 x 35 cm dan tebal
0,5. Media harus dipadatkan agar terbentuk log yang baik. Media yang bagus adalah kepadatannya merata. Jangan lupa, ujung plastic bagian bawah ditusuk jari telunjuk supaya masak. Hal ini dilakukan agar bahan yang dimasukkan dan dipadatkan bisa duduk posisinya (tidak miring). Pengisian dilakukan tidak terlalu penuh, tapi disisakan 15 cm untuk memudahkan dalam mengikat.
4. Tiap log ditimbang beratnya, yaitu sebanyak 1,2 kg.
5. Sisa ujung plastic ke dalam cincin dilipat keluar, lalu diikat mulut plastic tersebut dengan karet tahan panas.
6. Tutup mulut log tersebut dengan
kapaskemudian tutup lagi dengan kertas, lalu diikat lagi dengan karet.
7. Dilakukan pengukusan terhadap log media selama 12 jam.
8. Lamanya pengukusan dihitung setelah air di dalam drum mendidih.
9. Setelah selesai pengukusan, media di angkat dari drum. Lalu, biarkan selama 8 jam atau sampai dingin pada ruangan yang tertutup. Untuk selanjutnya, dilakukan penanaman bibit.
10. Setelah media dingin, baru dilakukan
penanaman bibit, caranya: Penanaman bibit dilakuan di ruangan tertutup Semprot isi ruangan dengan alcohol 95% Gunakan sarung sarung tangan dan semprot dengan alcohol 95% Untuk memudahkan penanaman bibit, media yang akan diinokulasi disimpan di depan dekat tangan kiri. Bibit yang akan ditanamkan disimpan di depan dekat tangan kanan. Antara media yang akan ditanami dan bibit, disimpan lampu spirtus. Buka karet, kertas penutup, serta kapas penutup media. Masukkan 3 sendok makan bibit untuk satu log media. Setiap gerakan sendok yang dipakai, dipanaskan dengan api dari lampu spirtus. Media yang sudah ditanami bibittersebut ditutup kembali dengan kapas. Penanaman bibit dikerjakan dengan cepat, tetapi harus teliti.
11. Media yang sudah ditanami bibit disimpan di atas rak.
12. Biarkan sampai seluruh media diisi miselium jamur.
13. Miselium tumbuh memenuhi log media.
Setelah seluruh log media ditumbuhi miselium, tutup kapas dan cincin pada bagian atas log tersebut dibuka.
14. Kelembapan lingkungan dipertahankan dengan menyemprot menggunakan sprayer.
15. Tubuh buah yang sudah cukup mekar dapat dipanen.
PENYIMPANAN LOG
Jika kita akan menyimpan log di dalam bangunan, masa tanam jamur tiram tidak tidak diatur oleh kondisi iklim dan dapat dilakukan setiap saat. Log yang sudah ditanami bibit harus disimpan di tempat yang menunjang pertumbuhan miselium dan tubuh buah. Bangunan untuk menyimpan log dapat dibuat permanen untuk budidaya jamur tiram skala besar atau di dalam bangunan semi permanen. Tempat pemeliharaan jamur dibuat dengan ukuran 10 x 12 m² yang di dalamnya terdapat 8 buah petak pemeliharaan berukuran 5,7 x 2,15 m². jarak antara petak 40-60 cm. di dalam setiap petakan dibuat rak- rak yang tersusun ke atas untuk menyimpan 1.300-1.400 log. Rangka bangunan dapat dibuat dari besi, kayu atau bambu. Log disimpan di atas rak dengan posisi tegak atau miring. Jarak penyimpanan diatur sedemikian rupa sehingga tubuh buah yang tumbuh dari log tidak tumpang tindih dengan tubuh buah yang lain.
PANEN
• Ciri dan Umur Panen
Jamur tiram Pleurotus adalah jamur yang rasanya enak dan memiliki aroma yang baik jika dipanen pada waktu umur muuda. Panen dilakukan setelah tubuh buah mencapai ukuran maksimal saat 2-3 hari setelah tumbuh bakal tubuh buah.
• Cara Panen
Pengambilan jamur harus dilakukan dari pangkal batang karena batang yang tersisa dapat mengalami kebusukan. Potong jamur dengan pisau yang bersih dan tajam, kemudian simpan di wadah plastic dengan tumpukan setinggi 15 cm.
• Periode Panen
Panen dilakukan setiap hari atau beberapa hari sekali, tergantung dari jarak pembukaan log-log. Dari satu log akan dihasilkan sekitar 0,8-1 kg jamur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar